Filosofis Pensil

wp-1467034711093.jpeg

Gaya penceramah mungkin berbeda beda. Ada yang bergaya filosof ada juga yang bergaya biasa. Saya tertarik dengan topik yang diutarakan oleh Ust Iswahyudi. Salah seorang senior saya di kampus. Salah satu pakar filsafat di Ushuluddin STAIN Ponorogo. Beliau menjelaskan bahwa manusia seperti layaknya pensil.

Pertama, pensil sebagus semahal apapun, atau seberapa bentuk menarik pun kurang baik. Apabila yang menggunakan tidak bisa. Seperti saya diberikan pensil semahal apapun tulisan saya juga akan tetap jelek karena dasarnya tulisan saya jelek bukan masalah dengan pensilnya. Hakekatnya manusia itu sudah ditakdirkan oleh Allah selaku pengguna pensil. Ada yang ditakdirkan ganteng, cantik, kurang cantik dan seterusnya. Tetapi ciptaan itu tdk akan baik apabila Allah tidak memberikan hidayah dan petunjuk kepada manusia. Manusia ini hanya ciptaan yang segala bentuk yang di ciptakan manusia semua karena Nya.

Kedua, pensil itu mempunyai banyak jenis. Ada yang 2B, 3B , HB dan lain-lain. Yang tentunya jenis itu berkaitan dengan isi yang ada pada pensil. Ibarat pensil itu tanpa isi yang hitam mungkin tdk bisa di sebut dengan pensil. Manusia itu jg punya sisi yang didilam. Biasa dinamakan Ruhul atau Ruh. Ruh itu merupakan jiwa bahkan hati. Manusi a tanpa ada ruh ibarat mayat. Tdk ada artinya. Ruh manusia merupakan pembeda jenis dari manusia. Kualitas manusia berasal dari ruhnya. Tentunya apabila ruh baik. Tidak peduli fisik manusia, manusia pasti akan terlihat jg baik.

Ketiga, pensil itu ketika digunakan menulis sering terjadi goresan yang salah. Maka ada penghapus yang memperbaiki biar kesalahan. Manusia jg seperti itu seyogyanya pasti banyak keslahan dan dosa. Terutama saya pasti jg banyak dosa. Kita perlu menghapus dosa kita dengan taubat. Setidaknya jangan sampai kesalahan dan dosa kita terulang lagi.

Mungkin dari filosofis ini perlu ditambahkan biar kita bisa menjadi pensil atau orang yang baik.

About Sofwan Hadi

Biasa saja. .
This entry was posted in Pemikiran Bebas. Bookmark the permalink.

Leave a comment