Kebiasaan Baru Mengajar di Era Kenormalan Baru

COVID 19 melanda dunia tahun ini. Hal itu mempunyai dampak kepada semua orang, termasuk saya. Banyak orang yang melakukan adaptasi dan berusaha agar eksis walau COVID 19 melanda. Tetap aktivitas merupakan suatu keharusan, tentunya tetap mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan. Saya pun juga mengalami beberapa dampak berupa aktivitas yang baru, yang ingin saya bagikan kepada pembaca.

Pertama yang berdampak bagi profesi saya selaku pendidik adalah cara mengajar. Sebelum COVID melanda saya biasa mengajar dengan modal spidol, buku, dan papan tulis. Jarang saya menggunakan slide/power point. Bukan karena saya tidak mampu membuat, karena memang mata kuliah saya statistik dan matematika menurut saya lebih enak diajarkan dengan mencatat di papan tulis. Selain itu karena IT yang tinggi saat ini, powerpoint cenderung membuat mahasiswa saya enggan mencatat dan membaca. Terkadang sih kalau rumus panjang baru saya berikan slide. Kebiasaan tersebut pada saat ini saya ubah dengan menggunakan alat mencatat pada HP seperti Onenote. Walaupun tulisan saya agak kurang baik di HP yah lumayan saya bisa merekam apa saya catat dengan tambahan suara yang saya unggah ke Youtube.

Kedua, pola interaksi saat mengajar. Saat luring pola interaksi biasa kita lakukan dengan memanggil siswa kita. Terkadang siswa yang tidak memperhatikan bisa kita panggil nama. Pada saat COVID kita harus mulai membiasakan berinteraksi melalui tulisan berupa pesan. Pesan itu saya berikan di Whatsaap atau komentar pada tugas mahasiswa. Paling kebiasaan menyapa siswa secara langsung saya lakukan saat pembelajaran menggunakan google meet atau zoom, itupun khusus mahasiswa yang menyalakan videonya. Interaksi yang terjadi saat pembelajaran daring kebanyakan satu arah dari guru ke siswa. Oleh karena itu, saya selaku pengajar senantiasa upgrade kemampuan untuk bisa mengaktifkan chat saat perkuliahan berlangsung atau saat pemberian tugas. Hal itu dalam rangka agar siswa bisa berinteraksi.

Ketiga, variasi penggunaan media dan metode mengajar. Pembelajaran daring terkesan berupa pemberian tugas kepada siswa. Tiap hari ada aja tugas, dan pengajar hanya memberikan materi. Saat luring kita bisa saja mengelola kelas dengan aneka kegiatan. Tetapi saat daring menu yang ada pada sistem manajemen pembelajaran hanya ada, buat tugas, upload materi, dan buat pertanyaan. Kalaupun ada tambahan fitur munggki dengan live streaming dengan zoom atau google meet. Kreativitas dan kombinasi fitur tentunya pilihan agar tidak bosen itu-itu aja. Itu susah loh buatnya, bagiku.

Pembelajaran harus terus berlanjut apapun kondisinya. Tanggung jawab kita selaku pengajar adalah terus dan terus belajar.

About Sofwan Hadi

Biasa saja. .
This entry was posted in Pemikiran Bebas. Bookmark the permalink.

Leave a comment