Persiapan ku menjadi Singel Father

Ada yang berbeda Ramadan tahun ini dengan tahun sebelumnya dalam kehidupanku. Ramadan bagiku merupakan momen sakral aku untuk beribadah lebih baik. Tahun ini aku di rumah tidak lagi sendiri, tidak juga dengan istri. Ramadan tahun ini aku memilih untuk melakukannya dengan anakku. Berdua dengan anak kecil yang berusia 13 Bulan. Sedikit ada rasa ragu menyeruak bisa kah aku cuma berdua dengan si kecil dengan aku seorang cowok yang kata orang2 sekitar diragukan dan dirasa kurang layak.

Stigma masyarakat di lingkunganku memang memandang aneh ketika anak dirawat sendiri oleh Ayah. Lain ketika yang merawat seorang ibu sendirian, semua meyakini pasti mampu dan lebih telaten dalam merawat anak bayi. Ayah sebagai streotip Pria yang dirasa egois dan kurang sabar dirasa kurang layak untuk merawat. Apalagi dengan karakter yang cenderung cuek dan sedikit mempunyai empati. Aku lebih meragukan diriku sendiri. Aku cuma bisa membaca bismillah semoga dimampukan dan bersiap untuk menikmati hidupku berdua dengan si Kecil.

Aku bukan tipikal pasrah apa adanya. Aku mencoba membuat beberapa persiapan dalam menjalani peran tambahan sebagai Single Father yang harus aku jalani. Pertama, seminggu sebelum si kecil datang, aku mempersiapkan tempat (rumahku) agak bisa membuat nyaman si kecil. Karena Aku cowok awal rumahku sangat berantakan. Banyak sampah menumpuk di ruang tamu dan kamar. Belum nampak plafon rumah sudah berlubang tetap aku biarkan. Seminggu sebelum si kecil datang, aku bersihkan sampahku yang sekiranya bisa kulakukan karena pagi aku jg masih kerja. Plafon aku panggil tukang walaupun itu masih terhutang maklum uang lagi nipis bulan itu.

Kedua, aku mulai merubah kebiasaan saat sendiri. Kebiasaan yang mulai kuubah adalah bangun pagi yang semula jam 5n baru bangun. Seminggu si kecil datang Aku menghidupkan alarm jam 3 pagi. Ada beberapa hikmah yang aku peroleh dari mengubah bangunku. Salah satunya badanku mulai agak sehat. Sebelumnya ada sedikit sesak pada pernafasanku, setelah bangun lebih pagi entah kenapa mulai agak sehat dan berkurang sesaknya. Belum lagi konsentrasi ibadah juga lebih khusyuk. Karena jam 3 pagi sudah bangun aku jadi melakukan ibadah beberapa shalat sunnah sambil menunggu subuh. Tentunya masih ditemani dengan secangkir kopi dan rokok. Ibadah lebih khusyuk soalnya aku betul2 berdoa agar diberikan kemudahan dalam hidupku kedepan, dan bisa menjadi orang tua yang Sholeh bagi anakku.

Ketiga, Aku mempersiapkan aktifitas main buat anak. Aku ingin anakku datang tidak sebagai beban dalam hidupku. Aku pun berharap tidak jadi bebanmu juga nak. Aku membelikan beberapa mainan seperti bola dan beberapa mainan mengasah konsentrasi. Anak tentunya perlu bermain, aku menyiapkan tempat yang sekiranya anakku bisa bermain. Kupilih ruang tamu dan kamar tidur. Barang2 yang menurut ku berbahaya di area itu aku buang saja. Entah itu barang berharga atau tidak yang penting aman lebih dahulu.

Keempat, Aku mempersiapkan tempat saat aku bekerja. Ada dua opsi sebenarnya yang aku pertimbangankan sebelumnya. Pertama dengan mencari Baby Sister yang bisa aku pasrahin merawat anakku saat aku masih kerja, kedua dengan menaruh ke tempat penitipan anak yang buka dan tutup saat aku berangkat dan pulang kerja. Akhirnya dengan beberapa pertimbangan aku memilih menaruh di tempat penitipan anak (Daycare). Ada beberapa pertimbangan aku memilih tempat penitipan anak. Pertama disana terdapat kegiatan belajar, sehingga dengan keterbatasan ada yang bisa mengajari anakku. Kedua disana juga menyediakan makan untuk Bayi, bagi aku seorang Pria yang belum bisa memasak itu sangat membantu apalagi anakku sudah masuk masa MPASI. Ketiga disana juga terdapat layanan untuk anak seperti pijet dan lainya. Sehingga lumayan tidak perlu mengantar anak ketika ingin pijet atau layanan lain.

Begitulah Persiapan ku dalam menjadi Singel Father. Semoga aku bisa menikmatinya. Teruntuk anakku yang mungkin membaca ini suatu saat. Ayah mohon maaf klo dalam merawat masih banyak kekurangan, semua karena kurang mampuan Ayah. Love U.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Momen Jengkel menjadi Anak Buah dan Pimpinan

Anak Buah dan Pimpinan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Suatu kegiatan dan manajemen bisa berjalan lancar apabila komunikasi dan hubungan Anak Buah dan Pimpinan yang baik. Tentunya itu merupakan tantang ter-berat dalam berorganisasi. Organisasi terdiri dari berbagai individu yang mempunyai karakteristik beragam. Tantangan dalam koordinasi antara Anak Buah dengan Pimpinan adalah menyatukan dan mengelola agar semua mempunyai tujuan dan visi yang sama. Seperti beberapa pengalaman saya saat berorganisasi. Tulisan ini hanya self healing saya mencurahkan rasa saya saat ada di posisi Anak Buah dan Pimpinan yang terkadang suntuk dan jenuh. Harapannya setelah menulis dan membaca ulang bisa meningkatkan lagi gairah dan semangat berorganisasi lagi.

Continue reading
Posted in Pemikiran Bebas | Leave a comment

Sebuah amanah untuk “unggul”

“Unggul” sebuah kata yang tertulis dalam Visi dan Misi kampus yang menaungiku. Sebuah kata yang menurutku mudah dicerna tetapi susah untuk diraih. Terlebih kata itu menurutku suatu kata yang ingin menantang pihak lain untuk berkompetisi dengan kita. Beberapa hari ini aku coba merenung bagaimana konsep unggul bisa dicapai oleh kampusku dan tanggung jawabku kedepan agar bisa mencapai visi dan misi yang sudah dicanangkan.

Continue reading
Posted in Pemikiran Bebas | Leave a comment

Kebiasaan Baru Mengajar di Era Kenormalan Baru

COVID 19 melanda dunia tahun ini. Hal itu mempunyai dampak kepada semua orang, termasuk saya. Banyak orang yang melakukan adaptasi dan berusaha agar eksis walau COVID 19 melanda. Tetap aktivitas merupakan suatu keharusan, tentunya tetap mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan. Saya pun juga mengalami beberapa dampak berupa aktivitas yang baru, yang ingin saya bagikan kepada pembaca.

Continue reading
Posted in Pemikiran Bebas | Leave a comment

Saya Ingin Menulis Lagi

Sudah berapa tahun saya lupa untuk menulis. Kebiasaan menulis saya luntur dengan berbagai alasan yang saya kuatkan, mulai dari banyak kerjaan, tidak ada waktu, tidak ada dana dan lainya. Sebenarnya dari sekian banyak alasan itu adalah rasa malas yang menghinggapi diri saya. Malas pada diri akibat terlalu banyak memikirkan apakah tulisan saya buat harus bagus dan kreatif. Padahal tulisan tidak bagus juga gak masalah bagi pembaca saya yang belum tentu ada. Hehehe. . Sepertinya jadi penulis itu harus jadi merasa orang bodoh. Tidak peduli tulisan bagus atau tidak, karena orang bodoh merasa tulisan kita gak bagus terus. Selain itu orang bodoh juga tidak perlu terlalu kompleks memakai tata cara bahasa yang harus sesuai dengan EYD. Karena beberapa temen dosen saya yang juga ahli bahasa malah bingung menulis, karena mereka sibuk memilih kata yang tepat sesuai ejaan dan aturan kebahasaan yang baku. Alasan menghindar saya ketika bahasa yang saya gunakan untuk menulis tidak baku cukup sederhana, yaitu karena saya bukan dari jurusan bahasa (baca jurusan matematika), ya wajar aja jika pemilihan bahasa kurang tepat bagi orang lain. Oleh karena itu saya akan mulai tulisan saya dengan bergaya orang bodoh saja.

Continue reading

Posted in Pemikiran Bebas | Leave a comment

Penyampaian Aspirasi di Pemerintahan Demokrasi

Demokrasi secara kata berasal dari kata “demos” dan “kratos”. Demos berarti rakyat, sedangkan kratos berarti pemerintahan. Demorkasi ditafsirkan pemerintahan dari rakyat. Pemerintahan dari rakyat memberikan kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Rakyat dalam organisasi ditafsirkan sebagai anggota.

Continue reading

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Parodi Politik Ayat

Politik hal yang menarik untuk ditanggapi dan didiskusikan. Politik mempunyai seni dalam menggiring suatu opini untuk menaikkan rating dari pasangan yang dicalonkan. Seperti yang terjadi di Jakarta yang merupakan Ibu Kota Indonesia. Pilkada Gubernur kali menarik untuk dikomentari karena media massa bermain didalamnya dalam tahapan menggiring opini calon.
 Ada kasus yang memainkan isu Agama dalam pilkada Jakarta yang mengena ke salah satu calon Gubernur yaitu bapak Ahok. Kesalahan bapak Ahok dalam mengomentari rival dengan menggunakan Ayat Suci menjadi viral. Banyak tanggapan dari para orang dengan respon yang berbeda. Ayat jadi perdebatan tentang kebenaram dan saling tuding siapa yang lebih pintar dalam menafsirkan kandungan Ayat. Saya membaca media dan jejaring sosial terkesan saling menuduh bahwa yang salah bahwa orang bodoh. Bahkan ada yang saling tuduh lawan sebagai Kafir. Astagfirullah. Kenapa Ayat Suci diperdebatkan bukan dikaji dan didalami. Hal itu juga positif bagi saya, saya jadi membuka google tentang tafsir ayat tersebut. Hehhee. . Terlepas itu saya kurang sepakat jika perdebatan Ayat Suci dilakukan. Karena akan terjadi saling hina sesama umat kita. Buat apa? Pemerhati politik biasa seperti saya kembali bertanya. Mungkin penggunaan SARA bisa mempengaruhi tingkat elektabilitas pemilih. Hmm. . Ide bagus juga ini untuk meninjaunya. Stop urusan perdebatan Ayat. Stop kita menghina para Ulama, dan hargai saudara Muslim kita. Jangan mengutuk mereka dengan Kafir.      

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Organisasi Indonesia

Saya pernah berorganisasi pada pada lembaga pendidikan. Ada pola menarik lembaga pendidikan yang di Indonesia. Secara umum dari pengamatan saya hanya ada dua bentuk tipe oraganisasi pada lembaga pendidikan di Indonesia. Pertama organisasi yang mempunyai leadership. Organisasi ini mengandalkan tokoh sentris yang sangat kuat. Tokoh yang ini biasanya mempunyai karakter tegas dan cerdas dalam menempatkan diri. Kecenderungannya biasanya dihormati dan di hargai orang lain. Tipe ini sangat cocok memimpin di Indonesia. Karena dia mampu menetralisir perbedaan yang ada pada orang Indonesia, yang kadang perbedaan itu sering mengakibatkan terjadinya konflik. Tokoh ini biasanya tegas dalam menyelsaikan konflik dan semua orang wajib patuh. Indonesia merupakan negara majemuk dan muktikuktural sehingga banyak perbedaan yang ada dalam masyarakatnya. Tokoh sentris ini bisa menjadi figur yang ditakdhimi oleh masyarakat. Berat sekali tanggung jawabnya karena sebagai figur dia harus baik dan segala perlakuannya tdk melenceng dari norma yang ada.

Jenis organisasi kedua adalah organisasi sistem. Organisasi ini timbul karena lingkungan yang baik dan kondusif. Lingkungan tersebut mempunyai tujuan dan cita2 yang sama. Lingkungan ini tidak terlalu mementingkan siapa pemimpinnya. Karena sistem yang ada di organisasi ini sudah berjalan secara otomatis. Sistem ini mempunyai kelemahan karena tdk ada tokoh yang diunggulkan atau dijadikan panutan. Yang paling sulit di Indonesia yang multikulturalisme realisasi sistem organisasi ini terwujud sangat minim. Karena ego di wilayah multikultural sangat tinggi. 

Organisasi memang punya karakteristik masing2. Semuanya sesuai dgn lingkungannnya.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Telat Posting

yaeberapa hari kemarin sempat saya siapkan tulisan tentang kejadian publik yang lagi populer. Tetapi saat akan saya posting banyak kegiatan yang belum terselesaikan didunia nyata. Wal hasil hari ini saya berniat untuk memposting tulisan tersebut. Ahh. . Sayang momen kritisi tersebut sudah tidak berlaku. Bukan krn tidak bermutu tetapi waktu yang kurang tepat krnsudah banyak yg menulis serupa. Jadi next langsung poa saja sepertinya yang paling tepat  

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Filosofis Pensil

wp-1467034711093.jpeg

Gaya penceramah mungkin berbeda beda. Ada yang bergaya filosof ada juga yang bergaya biasa. Saya tertarik dengan topik yang diutarakan oleh Ust Iswahyudi. Salah seorang senior saya di kampus. Salah satu pakar filsafat di Ushuluddin STAIN Ponorogo. Beliau menjelaskan bahwa manusia seperti layaknya pensil. Continue reading

Posted in Pemikiran Bebas | Leave a comment